Selamat malam Rabu.. Bagaimana dengan cuaca di tempat kalian? Disini hujan ringan *berasa laporan cuaca*
Masih dengan tema tentang "Pernikahan". Setelah tadi bergalau-galau ria dengan pilihan antara menjadi Ibu Rumah Tangga atau Wanita Karir dan mengenai konsep tentang Pernikahan Impian. Kali ini dengan pilihan dengan siapa kita tinggal..huft..*elap keringat*. Perasaan daritadi postingannya berat-berat yaa, bukan seperti yang biasanya saya post. It's oke, sambil belajar juga.
Yang jadi pertanyaan dari sebagian besar pasangan yang mau menikah adalah "Mau Tinggal dengan Siapakah setelah Menikah nanti?"
Well, jika dilihat, ditilik, dan ditimbang sih pasti banyak yang jawab enak tinggal sendiri, bisa bebas. Tapi, sebenarnya banyak juga yang masih pingin tinggal sama orang tuanya. Dengan alasan, masih ingin berbakti mengurus orang tuanya. Ladang pahala bukan?
So, sebelum memutuskan mau tinggal dengan siapa setelah menikah, ada baiknya juga kalau dipikir-pikir, buat daftar prioritas juga. Karena tidak selamanya tinggal sendiri atau bersama orang tua itu banyak negatifnya yaa.
Seperti misalnya, kalau kita jauh dari orang tua alias tinggal di beda kota, tentunya pasti kita memilih untuk tinggal sendiri. Namun berbeda saat sudah mempunyai anak, pasti inginnya mengasuh anaknya sedangkan dilema juga kalau sang ibu bekerja dan tidak FTM. Ingin pakai jasa babysitter tentunya banyak yang harus dipikirkan selain dari segi biaya. Ada masalah kepercayaan, rasa takut, was-was, kalau-kalau anaknya diapa-apain. Nethinknya pasti lebih banyak dibanding Posthink. Pakai jasa ART juga pasti sama, karena ART tugasnya bukan cuma masalah mengurus anak saja, tapi lebih ke urusan perumahan alias ngurusin macam-macam pekerjaan rumah.
Kalau yang menjadi FTM tentunya tak menjadi masalah yang berarti bukan? Nah, kalau yang memilih tinggal sama orang tua atau mertua bagaimana? Kalau istri bekerja dan saat itu masih tinggal di rumah mertua? Kalau istri bekerja dan tinggal dirumah orang tua? Kemudian saat memiliki anak? Harus bagaimanakah?
Lebih ke pembagian waktu saja. Kalau istri bekerja, ya kalau bisa jam kerjanya tidak melebihi jam kerja suami sehingga apabila ingin memasak, mengurus rumah, masih ada waktu. Atau bisa juga membuat pembagian tugas dengan suami. Kemudian, kalau sudah memiliki anak? Tentunya, pasti pikirannya ngga jauh-jauh dari menitipkan anak ke orang tua atau mertua saat bekerja.
Lha terus kalau jadi FTM? Ya, berarti lebih banyak kegiatan yang bisa dikerjakan kan dirumah? Bercocok tanam bersama orang tua atau mertua, menjahit, dll (kalau nanyain saya pasti akan saya jawab dengan senyum).
So, mana yang mau kamu pilih?
Kalo saya, karena keadaan (saya anak tunggal), jadi mau ga mau tinggal sama ortu sendiri, meski ada pula keinginan untuk mandiri. Mudah2an nanti calon suami sy mengerti akan hal ini. Doakan ya Mak,masih nyari xixixixi
ReplyDeleteHai, mak...
DeleteSama seperti saya, saya juga inginnya mandiri setelah menikah nanti.. Tapi, balik lagi semua keputusan harus didiskusikan dulu sama calon suami..
Psstt.. Kebetulan saya juga masih nyari, mak..
Aku dulu pengennya sih tinggal langsung berdua aja sama suami meski ngontrak, tapi akhirnya numpangt mertuia dulu, kata mertua mending uang buat ngontrak ditabung aja hehe. Alhamdulillah setelah setahun bisa menempati rumah sendiri
ReplyDeletenah itu dia, mak..
Deletekalau saya besok pinginnya sih juga sama langsung tinggal berdua aja sama suami..
tapi, balik lagi sih, mak.. semua keputusan kan ngga bisa saya yang ambil, mesti diskusi dulu sama calon suami juga, mak..hehe..
padahal belum nikah tapi mikirnya udah jauhhhh banget yaaa, mak..
kalau aku tinggal sendiri mbak, suami juga lebih suka tinggal sendiri tidak merepotkan orang tua, tapi tempat tinggalku gak terlalu jauh dari rumah mertua, sekitar 1 jam-an, jadi masih bisa sering berkunjung :)
ReplyDeletepinginku besok sih seperti itu, mbak..
Deletetapi, ya balik lagi ke pembicaraan berdua juga kan, mba..
hehe..
TFS yaa, mba indah :)