Diambil dari detik.com |
Menikah?
Boleh teriak ngga? Bukan teriak karena ngga mau menikah, tapi lebih ke teriak
senang, happy, terharu, excited. Padahal menikah itu adalah next step dari
perjalanan hidup kita. Asri disini ngga mau bahas tentang pernikahan itu
gimana, kehidupan setelah pernikahan itu gimana, karena Asri masih single dan
lagi mencari pendamping hidup *curcol*.
Sebenarnya
sih disini lebih mau membahas persiapan menuju ke pernikahan itu gimana, terus
pinginnya pernikahan yang seperti apa. Rada berat ngga sih sebenarnya? Mari
kita cari tau.
Kalau
ditanya, “Asri, kamu pingin konsep pernikahan kamu besok seperti apa sih?”
Well,
pastinya, akan Asri jawab, “Pingin yang simple aja, ngga pingin ribet, kalau
perlu cuma akad nikah doank. Untuk resepsinya boleh milih pengajian dirumah
ngga?”
Kalau
dulu, ditanya seperti itu jawabannya seperti itu. Tapi, seiring berjalannya
waktu, mikir lagi, masa iya sih cuma mau akad nikah doank? Sedangkan ortu,
relasinya bejibun, belum lagi keluarga, lanjut ke teman-teman. Belum dari pihak
suami. Nah lho? Terus belum lagi keinginan ortu yang pingin pakai adat. Buset,
langsung pegang kepala. Berasa mau copot, makkkk.
“Lha
terus, kamu itu pinginnya nikahnya besok gimana?” *minta dijewer*
Kalau
masalah seperti ini ngga dipikirin dari sekarang, terus kapan? Menjelang hari
H? After lamaran? Atau kapan?
“Wait for a minute, ngomong-ngomong
calonmu mana?”
Nah
kan, keinget kata-kata ibunda tercinta kan tiap kali kebayang masalah
pernikahan. Ujung-ujungnya nanyain calonnya mana.
Jujur,
konsep pernikahan impian Asri itu simple banget. Akad nikah doang sebenarnya. Yang
penting udah sah dimata hukum, agama, negara, keluarga, dan sanak saudara. Terus
resepsinya? Bukankah itu juga perlu, untuk mengabarkan kabar baik kepada handai
taulan kalau sudah menikah? Yes! Itu perlu, tapi kalau bisa dibikin secara
sederhana kenapa ngga? Ngga perlu mpe resepsi yang kayak putri gitu kan ya? Mendingan
budget nikahan yang kayak gitu, kasihin ke saya buat modal nyicil rumah atau
isinya.
Untuk
resepsinya, kenapa pinginnya ngga begitu mewah, pinginnya kok yang simple ajah?
Keluarga saya banyak itu jelas butuh undangan yang banyak juga, relasi ortu
apalagi, kalau teman-teman saya cukup pakai sosmed. Teman-teman kerja? Ngga
perlu semuanya diundang, cukup yang kenal dekat aja. Ini pun masih sama tempat
calon suami juga yaa tentunya. Belum tentu konsep saya ini disetujui oleh pihak
mereka (yang mana sih calonnya?)
Eh,
pernah lho, saya bikin list keinginan untuk pernikahan saya besok. Mulai dari
undangan sampai tamu. Kalau untuk keinginan ortu yang pingin pakai adat dan WO,
ngga masuk ke list saya yaa.
- Undangan pernikahan kalau bisa yang sederhana dan bermanfaat, jadi ngga buang uang. Percuma kan kalau habis dapat undangan, dibaca sekilas terus dibuang? Sakitnya tuh disini. Itu bikinnya bukan pakai daun. Dan sumpah, belum nemu ide sama sekali pinginnya seperti apa undangannya.
- Souvenirnya (kalau jadi pakai resepsi yaa) sama seperti undangan, yang sederhana dan bermanfaat. Alasannya samain aja yaaa.
- Baju nikah. Ini nih, saya mpe ngintip lemari ibu saya buat lihat kebaya waktu ibu saya nikah, siapa tau bisa dipinjam dan muat gitu buat saya. Eh, ternyata, setelah dicoba ngga muat sama sekali *nangis di pojokan* *fix, berat badan beda sama ibu waktu nikah*. Terinspirasi dari neng Zaskia Adya Mecca yang tampil anggun memakai gamis di hari pernikahannya membuat saya jadi berpikir bagaimana kalau pakai gamis aja?
- Tamu undangan. Undangan 1 keluarga 1 undangan (terlalu ngirit, minta ditampol kalau ini). Teman-teman dekat cukup manfaatkan sosmed. Teman-teman kerja? Cukup yang dekat saja. Tetangga? Lha ini yang bikin bingung. Hitungan kasar, 150 orang sudah cukup sebenarnya buat saya.
Tapi,
boleh ngga bilang disini kalau saya terinspirasi sama konsep pernikahannya Mak Annisa. Keren boooo, after akad ke panti
jompo. Berbagi bahagia memang ngga melulu ke keluarga, teman atau tetangga. Dengan
kita memberikan kebahagiaan bagi mereka yang tinggal di panti jompo pun sudah
memberikan pahala juga buat kita.
So,
enaknya seperti apa ya konsep pernikahan yang simple dan ngga ribet? Soalnya,
daripada duitnya mubazir buat pesta mewah-mewah, kan bisa dipakai buat nyicil
rumah atau nyicil isi rumahnya dulu. Atau bisa buat biaya anak besok.
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)