Hari
ini setelah hampir 2 minggu ngga ikutan gowes, finally ikutan gowes
juga. Dan untuk kali ini rute yang dipilih adalah ke Monumen Bibis yang
ada di daerah Bantul. Oke, fix, niat ikut walaupun tau kalau jalannya
naik turun kayak lagunya Ninja Hattori "lewati gunung, susuri lembah,
sungai mengalir indah ke samudra".
Sebelum sampai di Monumen Bibis, kami mampir sejenak di Pesanggrahan Ambar Binangun.
Selanjutnya, kami meneruskan perjalanan ke Monumen Bibis. Apa sih Monumen Bibis itu? Pasti banyak yang bertanya-tanya kan? Oke, diambil dari sumber : Monumen Bibis, diceritakan bahwa... Check this out..
Bangunan pendukung untuk bangunan asli (joglo), berupa joglo baru yang berisi diorama tentang perjuangan Bibis, dan bangunan lainnya lebih tidak terurus, beberapa bagian bangunan, diorama, dan juga joglo baru pun sudah rusak disana sini. Seperti diketahui bahwa bangunan pendukung ini dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1979. Pada peresmian bangunan tersebut hadir Perdana Menteri Malaysia Hussein Onn. Berdasar bukti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bangunan Monumen Bibis merupakan bangunan yang bernilai historis tinggi.
Namun apabila mengamati bangunan Monumen Bibis sekarang kondisinya benar-benar telah terlupakan, seiring dengan surutnya penguasa orde baru yang dahulu sangat kharismatik. Bahkan murud-murid sekolah yang ada di Bantul khususnya tidak mengetahui adanya monumen tersebut. Dari catatan buku tamu di monumen tersebut menunjukkan bahwa monumen ini tidak pernah dikunjungi. Untuk mempertahankan kelestariannya, maka Monumen Bibis perlu segera dipugar atau direhabilitasi.
Namun demikian bukan hanya rehabilitasi yang bersifat fisik saja yang diperlukan untuk melestarikan monumen bersejarah tersebut. Perlindungan berupa pengusulan menjadi bangunan cagar budaya peringkat kabupaten perlu dilakukan. Hal tersebut penting dilakukan, mengingat monumen tesebut memang sudah terlupakan. Jika bangunan ini terawat dan kemudian dijadikan salah satu objek wisata pendidikan, maka generasi muda tidak lupa dengan sejarahnya.
Ingat kata-kata bijak dari proklamator kita Bung Karno, JASMERAH, atau Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.
Setelah puas bersantai sejenak dan berfoto bersama, kami melanjutkan perjalanan kembali ke warung soto. Setelah itu, kami kembali kerumah masing-masing.
Sebelum sampai di Monumen Bibis, kami mampir sejenak di Pesanggrahan Ambar Binangun.
Selanjutnya, kami meneruskan perjalanan ke Monumen Bibis. Apa sih Monumen Bibis itu? Pasti banyak yang bertanya-tanya kan? Oke, diambil dari sumber : Monumen Bibis, diceritakan bahwa... Check this out..
Monumen Bibis, secara administratif terletak di dusun Bibis, desa
Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul DI. Yogyakarta. Bangunan
yang didirikan oleh Nyai Trunomenggolo ini mempunyai peran dalam
sejarah, terutama pada masa perang kemerdekaan, karena bangunan ini
digunakan sebagai markas atau tempat pertahanan pasukan Letkol Soeharto.
Seperti tercatat dalam sejarah negara kita, Letkol Soeharto adalah
presiden ke II Indonesia yang cukup fenomenal karena bertahan berkuasa
selama 32 tahun.
Menurut catatan dari berbagai sumber, di rumah inilah Letkol
Soeharto beserta pasukannya selaku komandan Brigade X divisi III
mengatur strategi perang gerilya melawan tentara Belanda, dalam
mempertahankan Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia. Lokasi
rumah tersebut memang layak difungsikan sebagai tempat untuk mengatur
strategi, karena rumah tersebut terletak di pegunungan, sehingga untuk
mengatur strategi perang memang sangat ideal.
Ditinjau dari arkeologinya bangunan Monumen Bibis merupakan tipe
bangunan warisan budaya Jawa, yaitu tipe bangunan limasan dan joglo,
dengan tata ruang yang masih komplit, terdiri dari: emper, dalem, dan gandok.
Setting bangunan belum mengalami perubahan sejak digunakan sebagai
markas, hingga sekarang. Material yang diganti hanya genteng, dan lantai
tegel. Nilai-nilai yang terkandung pada Monumen Bibis menunjukkan bahwa
monumen ini mempunyai nilai penting dalam penting sejarah, arkeologi,
dan juga ilmu pengetahuan pada umumnya. Nilai penting dalam kesejarahan
ditunjukkan dengan informasi sejarah terutama tentang sejarah
perjuangan rakyat Yogyakarta melawan penjajah.. Sedang dari ilmu
pengetahuan, dibuktikan dengan tipe bangunan yang berlanggam Jawa,
mempunyai signifikansi dalam ilmu arkeologi dan arsitektur, karena
bangunan joglo adalah bangunan yang mewakili masa gaya abad XIX M.
Nilai penting yang terkandung pada bangunan Monumen Bibis ini
merupakan warisan budaya yang bisa diusulkan sebagai bangunan cagar
budaya. Oleh karena nilai penjting yang melekat pada bangunan Monumen
Bibis inilah , maka bangunan ini perlu dilestarikan. Saat ini
kondisi bangunan Monumen Bibis mengalami beberapa kerusakan, karena
faktor usia dan kurang terawatnya bangunan. Bangunan joglo yang dulu
dipergunakan sebagai markas tampak kotor, berdebu, dan rusak pada
bagian dinding bangunannya. Beberapa benda yang dahulu dipakai pak
Harto, seperti meja, kursi, peralatan makan, minum, mesin ketik manual,
sepeda onthel, dan arsip-arsip foto tampak berdebu.
Bangunan pendukung untuk bangunan asli (joglo), berupa joglo baru yang berisi diorama tentang perjuangan Bibis, dan bangunan lainnya lebih tidak terurus, beberapa bagian bangunan, diorama, dan juga joglo baru pun sudah rusak disana sini. Seperti diketahui bahwa bangunan pendukung ini dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1979. Pada peresmian bangunan tersebut hadir Perdana Menteri Malaysia Hussein Onn. Berdasar bukti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bangunan Monumen Bibis merupakan bangunan yang bernilai historis tinggi.
Namun apabila mengamati bangunan Monumen Bibis sekarang kondisinya benar-benar telah terlupakan, seiring dengan surutnya penguasa orde baru yang dahulu sangat kharismatik. Bahkan murud-murid sekolah yang ada di Bantul khususnya tidak mengetahui adanya monumen tersebut. Dari catatan buku tamu di monumen tersebut menunjukkan bahwa monumen ini tidak pernah dikunjungi. Untuk mempertahankan kelestariannya, maka Monumen Bibis perlu segera dipugar atau direhabilitasi.
Namun demikian bukan hanya rehabilitasi yang bersifat fisik saja yang diperlukan untuk melestarikan monumen bersejarah tersebut. Perlindungan berupa pengusulan menjadi bangunan cagar budaya peringkat kabupaten perlu dilakukan. Hal tersebut penting dilakukan, mengingat monumen tesebut memang sudah terlupakan. Jika bangunan ini terawat dan kemudian dijadikan salah satu objek wisata pendidikan, maka generasi muda tidak lupa dengan sejarahnya.
Ingat kata-kata bijak dari proklamator kita Bung Karno, JASMERAH, atau Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.
Setelah puas bersantai sejenak dan berfoto bersama, kami melanjutkan perjalanan kembali ke warung soto. Setelah itu, kami kembali kerumah masing-masing.
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)