Holaaa..
Cuaca di luar cukup teramat panas yaaa.. Dan aku pun masih susah move on nih dari Welcome to Samdal-ri. But, it was so fun.. Gagal move on yang menyenangkan.. He.. he.. he..
Kali ini, aku mau share sesuatu yang lain ah.. Kebetulan dapat idenya pas lagi di kamar mandi *lagi dan lagi, selalu dapat ide di tempat yang tak terduga*.
Sebelumnya, aku mau tanya dulu nih.. Pernahkah kalian semua memaksakan atau dipaksakan kehendaknya sama siapa pun itu? Atau ada pengalaman dengan kedua hal tersebut?
Ini pengalamanku yaaa, ketika menampung berbagai cerita dari orang-orang di sekitarku. Ketika mereka, mencoba memaksakan kehendak mereka kepada anak-anak mereka, mereka inginnya anak-anak mereka menjadi A, B, C, D. Padahal, anak-anaknya tidak berkenan sama sekali.
Lalu apa nih solusinya?
Sebenarnya, kunci utama dalam membentuk hubungan yang sehat antara orangtua dan anak adalah melalui komunikasi yang terbuka. Memahami keinginan anak dan memberikan mereka ruang untuk berbicara akan membantu membangun kepercayaan dan memperkuat ikatan emosional di antara anggota keluarga.
Sediakan Waktu dan Perhatian Penuh
Anak-anak sering merasa lebih nyaman berbicara ketika mereka merasa didengarkan dengan sepenuh hati. Sediakan waktu khusus untuk berbicara tanpa gangguan dan perhatikan dengan penuh perhatian ketika mereka berbagi cerita atau keinginan mereka. Ini menciptakan lingkungan di mana anak merasa dihargai.
Gunakan Pertanyaan Terbuka
Bukan hanya mendengarkan, tapi juga memastikan kita mengajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk berbicara lebih banyak. Pertanyaan terbuka, seperti "Bagaimana perasaanmu tentang itu?" atau "Apa yang membuatmu senang?" membuka ruang untuk ekspresi lebih lanjut dan membangun kemampuan anak untuk mengartikulasikan perasaan mereka.
Hargai dan Validasi Pendapat Mereka
Penting untuk menghargai pendapat anak, bahkan jika itu bertentangan dengan pandangan kita. Validasi membuat mereka merasa diakui dan dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam pembuatan keputusan keluarga. Hindari meremehkan atau menolak ide mereka, sebaliknya, carilah cara untuk memahami sudut pandang mereka.
Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Terbuka
Ketika berbicara dengan anak-anak, gunakan bahasa yang mudah dipahami. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks atau bahasa yang mungkin membuat mereka merasa tertekan. Komunikasi yang sederhana dan terbuka akan membantu mereka merasa lebih nyaman untuk berbicara.
Buka Dialog tentang Perasaan
Mendorong anak untuk berbicara tentang perasaan mereka adalah langkah penting dalam membentuk kecerdasan emosional mereka. Ajak mereka untuk mengidentifikasi dan menyatakan perasaan mereka, baik itu senang, sedih, marah, atau takut. Ini tidak hanya membantu mereka memahami diri sendiri, tetapi juga membangun kepercayaan diri.
Beri Contoh Melalui Komunikasi yang Positif
Sebagai orangtua, kita adalah contoh utama bagi anak-anak kita. Tunjukkan cara berkomunikasi secara positif dan terbuka melalui tindakan dan perkataan kita. Modelkan penghargaan terhadap pendapat orang lain dan tunjukkan bahwa setiap pendapat dihargai.
Berkomunikasi terbuka dengan anak bukan hanya tentang mendengarkan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana mereka merasa nyaman berbicara tentang keinginan dan perasaan mereka. Dengan menerapkan strategi ini, kita dapat membangun ikatan emosional yang kuat dan mendukung perkembangan anak dalam hal komunikasi yang sehat.
Sudahkah kamu menjalin komunikasi yang asyik dengan orang tua atau anak kamu?
terimakasih mba tipsnya.. dulu saya juga digituin sama ortu.. tapi setelah jadi ortu seperti akan mengulangi kesalahan yang sama padahal sudah berniat memutus mata rantai sebagai ortu otoriter.
ReplyDelete