Holaaa..
Hampir seminggu aku lagi dapat ujian. Tangan kananku tiba-tiba bengkak, dan susah buat digerakkin. Sempat dipaksain buat ngetik, kerja, nulis, kemudian bengkaknya nambah dan langsung kaku kemudian susah buat digerakkin. Sedih rasanya.. Postingan pun mundur semua.
Nah,
kali ini My Scrap Book bener-bener nggak nyangka, kalau ngobrol bareng kali ini bareng sama mbak Lathifah Edib. Pertama kali ketemu di satu event di Jogja, Arisan Ilmu KEB. Dan berlangsung hingga sekarang. So, aku memutar kembali pertemuan pertamaku dengan mbak Edib.
Oke, simak yuk, obrolan cantik kita berdua..
Hallo, mbak Edib, apa kabarnya nih? Waah, lagi sibuk apa nih sekarang?
Hai, Mbak Asri yang selalu bilang, “namamu seperti
nama nenekku.” Hehe, semoga nggak dipanggil nenek aja diriku, ya. :v Senang
banget berkenalan dengan Mbak Asri yang hangat (memangnya magic com),
ramah, dan manis (uhuk!). Sekarang saya lagi sibuk sok sibuk. Nanti dibilang
bukan karyawan baik toh kalau nggak sok sibuk? #tutup muka. Selain sibuk di
kantor, saya juga sibuk keluyuran.
Ehm, mbak Edib, maaf yaa, ganggu waktunya sebentar.
Boleh nanya-nanya kan? Ehm, mbak Edib, kalau boleh tau nih,
profesi mbak Edib saat ini apa yaa? Boleh diceritakan sedikit
mengenai profesi mbak Edib saat ini?
Tepat 1 April nanti, setahun
sudah saya jadi karyawan sebagai editor redaksi anak di sebuah penerbitan di
Jogja. Sebelumnya saya tinggal di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, bekerja
sebagai freelance editor dan mengajar privat. Jika sebelumnya saya
banyak mengedit naskah fiksi (cerpen, novel, puisi) dan nonfiksi (artikel),
setelah jadi editor tetap, saya khusus mengedit naskah anak (misal buku
dongeng, buku penunjang PAUD/TK, dsb). Sesekali saya juga masih mengedit naskah
fiksi di luar jam kantor.
Pernahkah mbak Edib merasakan kebosanan atau mati gaya saat menjalani profesi mbak yang nggak sedikit itu? Bagaimana cara mbak Edib apabila kemudian tiba-tiba merasakan kebosanan yang teramat sangat?
Bosan sebagai karyawan itu pasti ada, apalagi saya
sebelumnya nggak pernah kerja di kantor. Bayangkan, saya yang sebelumnya
terbiasa nokturnal (malam kerja, siang banyak tidur), terbiasa keluyuran ke
mana pun dan kapan pun, eh tiba-tiba aja harus mengikuti ritme orang kantoran. Tapi,
alhamdulillah, Sabtu Minggu libur, jadi saya masih bisa keluyuran. Oh, iya,
saya sangat suka menulis dan membaca puisi. Bergabung di sebuah komunitas
sastra khusus puisi yang sering road show ke kota-kota di Indonesia,
membuat saya berusaha meluangkan waktu ikut acara komunitas (asal pas weekend
meski kadang “nambah” sehari. #karyawan tak patut dicontoh! :v ). Keluyuran ini
menjadi salah satu cara saya mengatasi kebosanan. J Yah, mumpung belum punya kewajiban
sebagai istri dan seorang ibu, kan? (duh, Mblo!)
Kalau boleh tau nih, kan selain mbak Edib berprofesi sebagai .... (mohon diisi yaa), mbak Edib
juga berprofesi sebagai blogger. Gimana sih cara
bagi waktunya
antara kesibukan mbak Edib sendiri dengan menulis blog?
Ada lagi nih kesibukan yang baru saya lakoni dalam
beberapa bulan terkahir, yakni ngeblog! Kayaknya saya kecanduan ngeblog, deh.
Awalnya, saya pikir jadi karyawan sekaligus blogger itu sulit. Sekarang, ngeblog
bagi saya itu sebuah kesenangan menulis. Belum jadi profesi. ^_^ Karena masih
baru di dunia selebriti, eh, dunia blogging, yang saya utamakan sekarang cuma
mengisi blog dengan konten yang saya suka. Saya nggak mau terbebani harus
menulis ini atau itu. Dibawa santai aja dulu. Misal, pas saya ingin menulis
puisi, ya posting puisi di blog. Pas saya mau menulis tentang acara-acara yang
saya ikuti, ya tulis saja. Pas saya mau menulis unek-unek, ya posting curhatan
di blog. Pas saya mau menulis kisah si mantan, ah lupakaaan! #Glek!
Saya menulis blog di sela-sela kejenuhan bekerja.
Yah, kira-kira lima belas menit pas bosan memelototi kalimat demi kalimat yang
mesti diedit, saya luangkan waktu menulis di blog (meski kadang sekadar nge-draft).
Apa yang
melatar belakangi mbak Edib kemudian membuat blog?
Kalau boleh tau, dalam sehari, seminggu, sebulan, bisa posting berapa
banyak? Ada tantangan/kesulitan nggak, setiap kali mau
memposting tulisan di blog?
Latar belakang ngeblog karena “dikompori” seorang
sahabat. Lagi pula, saya terpikir saya harus aktif dan kontinu menulis. Selama
ini memang saya cenderung orang yang pemalas. Nggak pernah terpikir menuliskan
pengalaman perjalanan. Ngeblog saya jadikan sebagai latihan menulis dan
berkomitmen untuk tetap menulis. Konon, menulis itu mencegah kita dari
kepikunan. Untuk saat ini saya membuat komitmen, sebulan minimal empat postingan.
Kendala dalam ngeblog cuma satu: MALAS! :D Eh, ada kendala lain juga. Kadang mood
menulis di blog itu muncul saat kerjaan kantor lagi menumpuk. Mungkin lebih
kepada manajemen waktu saja, ya.
Bagaimana pandangan orang-orang di sekitar mbak Edib,
di lingkungan pekerjaan mbak Ria dengan profesi mbak Edib sebagai blogger?
Apakah mereka mendukung atau malah ada yang mencibir? Apa keuntungan
yang mbak Edib dapatkan saat mbak Edib kemudian memilih menjalani profesi
sebagai blogger?
Keluarga sih nggak tahu soal
urusan blog. Mereka tahunya saya karyawan “rajin” (tanda kutip, lho!), yang
setiap hari berangkat pagi pulang sore. Bahkan, setiap menelepon, keluarga
selalu bertanya, “Lagi di kota mana?” Haha! Dikira saya keluyuran terus setiap
hari kerja. Duh! Yang tahu kesibukan saya ngeblog itu teman-teman sekantor.
Sampai sekarang, biasa-biasa aja sih tanggapan mereka. Saya kan beberapa kali
menang GA. Setiap kiriman hadiah GA sampai di kantor, mereka ikut senang juga. Ketika
saya dapat smartphone dari menang ngeblog, mereka takjub. ^_^
Saya ingat pesan sahabat saya: “Menulislah
dari hati. Perkara nanti kamu dapat hadiah atau uang dari ngeblog, itu hanya
bonus. Yang penting terus menulis dan menulis.” Sekarang, bagi saya yang
penting enjoy dalam menulis di blog. Rasanya hati plooong bangeeet setelah menulis
di blog, setelah menuangkan perasaan dan pemikiran.
Apakah keluarga mbak Edib selama ini mendukung dari sisi
pekerjaan tetap mbak Edib dan pekerjaan sampingan mbak Edib sebagai
blogger?
Curcol nih, saya dulu pernah bertahun-tahun
menganggur di rumah. Tapi, karena menganggur itulah, saya jadi tahu dunia
kepenulisan dan editing. Tetangga dan kerabat banyak yang mengira saya “sarjana
pengangguran”. Maklum, di lingkungan saya masih banyak yang beranggapan
“sarjana itu kerjaannya di kantor atau PNS.” :D Lah, kerjaan saya cuma di rumah,
main laptop, begadang, dan sebangsanya. Cuma keluarga dekat saya yang tahu
siapa saya. Jadi, keluarga selalu mendukung apa pun pilihan saya. ^_^
Ada tips dan trik nggak dari mbak Edib dalam menuliskan sebuah tema di blog? Atau saat menulis blog?
Saya masih belajar dan belajar ngeblog. Saya belajar
tips-tips ngeblog dari blogger lainnya. ;)
Menurut mbak Edib, blogger di era sekarang ini penting nggak sih?
Penting atau nggak penting itu tergantung kemauan dan
keperluan. Bagi yang sudah berkecimpung dalam dunia kepenulisan, nggak ada
salahnya juga mulai ngeblog. Sejatinya ngeblog itu kan menulis. Blog sekadar
media yang lebih relevan untuk saat ini, saat informasi mudah tersebar di
internet.
Yang terakhir ya. Ada pesan nggak untuk para
blogger yang memiliki pekerjaan pokok atau untuk para pemula yang masih
baru berkecimpung di dunia perbloggeran?
Di suatu acara blogger, saya berkenalan dengan
seorang blogger yang mengaku blogger pemula. Saya bilang saya juga blogger
pemula. Saya gaptek banget, jadi belum tahu cara “menghiasi blog”. Si blogger
yang mengaku pemula itu tiba-tiba bertanya apakah saya pernah dapat job
review? Saya kaget. Saya nggak terpikir soal job review atau apalah.
Bagi saya, yang terpenting, menulis dan menulis. Isi blog dengan konten-konten
positif. Asah ilmu kepenulisan dan ngeblog. Soal nanti dapat job review atau
penghasilan dari ngeblog, itu hanyalah bonus, bukan motivasi ngeblog.
***
Gimana hasil My Scrap Book
ngobrol bareng mbak Edib? Asyik kan?
Seru banget kan? Jadi, tambah bikin nggak sabar buat segera meluncur ke blognya mbak Marita buat baca postingan serunya. My Scrap Book udah lho, kamu? Pertama kali ketemu mbak Edib itu samar-samar sebenarnya. Senang bisa ketemu mbak Edib. Asyik banget orangnya.
Makasih
banyak, mbak Edib, sudah bersedia ngobrol bareng bersama My Scrap Book. Semoga dengan ini bisa menjadikan
kita makin akrab dan silaturahmi tidak terputus yaa..
Untuk tampilan blog dari Edib adalah :
Asyikkk, kelar sudah ngobrol bareng My Scrap Book bersama dengan mbak Edib. Don't go anywhere, tetap stay tune yaaa di blog My Scrap Book. Karena ada berbagai artikel menarik disini.
Ngobrol bareng ini menjadi pilihan My Scrap Book untuk ikut meramaikan postingan di blog ini. Dimulai dengan Ngobrol bareng, dan jangan lupa baca Guest Post yang sudah
bisa mulai kamu baca juga di blog ini. Semoga dengan adanya postingan
ini bisa menambah pertemanan dan keakraban di antara teman-teman semua.
***
Lathifah Edib,
ini nama pena saya (gaya banget pakai nama pena). Sebenarnya nggak sengaja sih
pakai nama itu. Berawal ikut lomba menulis puisi di grup Facebook, eh yang
dicantumkan malah nama Facebook saya, bukan nama asli. Nama Lathifah Edib saya
pakai juga sebagai bentuk penghargaan ke seorang teman yang memberikan nama
“Edib”.
Nama saya sesuai KTP
dan pemberian ortu tercinta: Ainun Latifah. Saya lahir dan besar di
Banjarmasin. Setelah lulus MAN (setingkat SMA), saya meneruskan kuliah dan
nyantri (gagal jadi santri karena keluyuran terus. Santri bandel. Hehe) di IAI
Nurul Jadid Probolinggo. Sekarang bekerja dan berdomisili di Yogyakarta.
Akun Twitter:
@LathifahEdib, Instagram: @lathifahedib, Facebook: Lathifah Edib, blog:
lathifahedib.blogspot.co.id
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)