14 February 2024

Cerita di Balik Karya Lia Nurida

 
Hola, teman-teman

Hari ke empat belas di bulan Februari. Valentine's Day dan pesta demokrasi. Ada yang sudah menggunakan hak pilihnya hari ini?
 
Alhamdulillah, rubrik Ngobrol Bareng hadir kembali minggu ini. Yuks, kalau ada yang mau aku ajakkin ngobrol bareng di blog ini boleh langsung kontak aku via email yaaa..
 
Hari ini, alhamdulillah, salah satu penulis yang pernah bekerja sama dengan aku untuk hadir di podcast toko buku online aku, beliau bersedia meluangkan waktu untuk ngobrol bareng aku disini. Ada yang koleksi buku beliau juga kah? Atau ada yang sudah kenal dengan kak Lia Nurida? Yuk mari kita kenalan mengungkap cerita di balik karya Lia Nurida.

Halo, kak Lia, apa kabar? Salam kenal.  Lagi sibuk apa nih sekarang? Sebelum mulai ngobrol, boleh diperkenalkan diri dulu, biar teman-teman Rumah Cerita Asri kenal juga


Halo, aku Lia Nurida. Salam kenal semuanya. Aku adalah novelis yang sudah menerbitkan 6 novel dan 2 novella kolaborasi. Judul novelku yang terbaru adalah SPOILER yang terbit di penerbit Bentang Belia. Selain nulis, aku juga aktif sebagai mentor di Expert Class Project, speaker di beberapa acara kepenulisan, serta sesekali mengambil job freelance sebagai editor dan proofreader. Sekarang aku juga lagi coba-coba merintis untuk jadi content creator, jadi mampir ke IG aku yuk @lianurida ^^


Kak lia, mohon ijin yaaa, untuk ajak ngobrol, kepo-kepo sedikit gitu. Siapa tahu nanti ada bocoran naskah atau project baru hehe


Boleh banget ^^


Kalau boleh tahu nih, awal mula kak Lia bisa nyemplung di dunia literasi ini? Dunia penuh kata-kata


Sejak zaman sekolah dulu, aku emang suka nulis. Cerpenku waktu SMA pernah menang juga di kompetisi tingkat SMA yang diselenggarakan kemendikbud dan dibukukan. Tapi setelah itu aku nggak pernah sama sekali buat kepikiran nyemplung lebih dalam di bidang ini. Lulus SMA ya kuliah dan kerja kayak biasa, hampir nggak pernah nulis lagi. Sampai akhirnya, seorang teman nawarin aku buat nulis cerpen yang akhirnya diterbitkan di Bukune, antologi Long Distance Relationship gitu. Sejak itu aku jadi tertarik buat nulis lagi. Aku mulai nyari-nyari kelas-kelas nulis buat belajar, sambil ikutan lomba sana sini. Sampai sekarang deh akhirnya keterusan. 


Untuk karir kakak sebagai seorang penulis sendiri, awal mulanya dimulai dari apa nih, kak, kalau boleh tahu?


Setelah memutuskan untuk mulai belajar nulis lagi, akhirnya aku ketemu sama satu komunitas nulis di Jogja, namanya Kampus Fiksi. Dari komunitas itu akhirnya aku dapat kesempatan buat nerbitin novel pertamaku Let Me Love, Let Me Fall di Diva Press tahun 2013.


Biasanya ada waktu khusus nggak yang kak Lia luangkan dalam sehari untuk menulis? Karena kan kakak juga bagi waktu dengan kesibukan kakak di dunia nyata


Waktu khusus sih nggak ada. Menyesuaikan aja, karena pekerjaanku juga aku kerjakan di rumah. Kalau sedang nggak ada deadline, aku lebih seringnya nulis malam hari, setelah orang rumah tidur, biar nggak ada yang ganggu. Tapi kalau ada deadline khusus, aku bisa nulis seharian penuh. 


Ada target nggak sih, kak, untuk setiap tulisan kakak? Apakah ada timeline sendiri untuk setiap karya kakak? 


Aku nggak pernah masang target harus selesaikan naskah berapa lama. Aku mengalir aja, menyesuaikan dengan kondisi naskahnya. Kalau memang harus cepat selesai, aku akan kerjakan dengan cepat. Kalau tidak, aku nikmati aja prosesnya.


Kalau untuk idenya sendiri, kakak biasanya mendapatkan inspirasi darimana sih, kak? Karena kan aku mengikuti karya kakak, ada yang teenlit, ada yang horor juga.  


Kemudian, diantara semua karya kakak, ada nggak yang eksekusi idenya itu penuh dengan derai air mata alias perjuangan untuk mewujudkannya? 


Untuk nyari ide, aku termasuk yang random sekali. Bisa tiba-tiba dapat ide pas abis skrol medsos, pas lagi nonton film atau baca buku. Kadang-kadang juga suka tiba-tiba tercetus begitu aja. Justru kalau diniatin fokus nyari ide, malah suka nggak dapat. Jadi aku mengalir gitu aja. Kalau pas ada ide, aku langsung catat. 


Ide yang eksekusinya berdarah-darah ya, kayaknya sih novel PODCASE, novel ke-5 ku. Selain karena naskah itu nulisnya marathon, seminggu wajib 4 kali tayang, juga saat itu kondisi kan lagi pandemi ya. Banyak banget kejadian-kejadian, berita duka, dan hal-hal tak terduga yang sangat berat dan sedikit banyak berpengaruh ke proses aku selesaikan naskah ini. 


Apa lagi yaa? Ahh iya, untuk karya-karya kakak sendiri apakah ada kesulitan dari proses risetnya, menulisnya hingga akhirnya terbit?

Setiap naskah tentu saja ada kesulitannya. Kalau ditanya paling sulit yang mana, kayaknya sih yang lagi aku kerjakan sekarang. Naskahnya sudah mengendap cukup lama, sampai kebalap sama dua judul yang terbit, PODCASE dan SPOILER. Karena mengendap cukup lama, jadi ketika aku kerjakan lagi untuk selfedit, aku sampai merombak 5 kali, dan aku tetap belum puas sama hasilnya. Mudah-mudahan segera selesai.


Ada nggak nih, kak, diantara semua karya kakak baik yang belum terbit, sedang proses terbit atau yang sudah terbit, yang menjadi favorit kak Lia, kalau boleh tahu kenapa kakak jadikan favorit?

Susah kalau disuruh milih naskah/novel mana yang paling favorit. Karena semua “anak” pasti spesial kalau bagi penulisnya ^^ Aku suka sama semuanya ^^ Nggak bisa milih.

Aku penasaran dengan Expert Class Project. Boleh nggak dijelasin apa sih itu Expert Class Project? Untuk kegiatannya sendiri apa aja sih, kak? 


Expert Class Project itu komunitas dan akademi belajar menulis yang aku jalankan bersama dengan 7 penulis lainnya yang merupakan alumni Gramedia Writing Project Batch 3 tahun 2017. ECP berdiri sejak November 2020, saat masa pandemi. Awalnya komunitas ini dibentuk untuk saling sharing ilmu kepenulisan dan tertutup untuk alumni GWP saja, tapi karena banyak yang penasaran akhirnya, kami membukanya secara umum. Saat ini penulis yang bergabung menjadi member ECP atau disebut dengan Expert Genk Family sudah sekitar 250-an penulis. ECP secara rutin mengadakan kelas menulis secara online dengan pemateri dari penulis dan editor berpengalaman. Selain itu di media sosialnya sendiri juga ECP selalu membagikan tips-tips dan info-info menarik tentang dunia menulis. Nggak hanya itu, ECP juga punya program-program khusus untuk membernya, seperti Project 1D1K, Diam-Diam Nulis, Diam-Diam Baca, Piknik ECP, Mareadthon, dll. 


Untuk karya kakak nih, ada nggak sih, kak, rencana mau menerbitkan karya kakak secara self publish? Karena aku tahunya dari awal kakak nerbitin buku itu bersama dengan penerbit mayor? But, I’m happy, at least kalau ada yang cari buku karya kakak di Toko Buku Online aku, aku nggak kesulitan untuk bisa langsung stock atau kirim ke pelanggan. Hehe.


Boleh dijelasin nggak sih, kak, proses terbit bersama penerbit mayor itu gimana? Karena mungkin ada yang nantinya baca rubrik ini, ingin menjadi penulis juga seperti kakak yang bukunya mejeng di toko buku offline maupun online.  


Aku pernah selfpublish sekali, untuk Novella Kolaborasi yang berjudul Pitu Loka, bersama 5 penulis lain. Salah satunya Vie Asano. Dan prosesnya sangat luar biasa menyita tenaga, waktu, materi, dan mental haha. Jadi sampai sekarang aku belum pernah kepikiran untuk menerbitkan secara selfpublish lagi. Karena belum ada waktu dan tenaga untuk mengurusnya sendiri. 


Proses terbit dengan mayor tentu saja lebih mudah, karena penulis nggak mengeluarkan tenaga dan materi sepeserpun, bahkan akan mendapatkan royalti. Hanya saja, memang proses seleksi untuk menembus mayor jauh lebih susah dan butuh banyak perjuangan. Kalau sudah lolos pun, masih diperlukan revisi yang kadang lumayan banyak untuk bisa menghasilkan kualitas naskahnya jauh lebih baik dan layak untuk diterbitkan. Antrian terbit juga tidak sebentar, jadi penulis harus sabar. Tapi setelah bisa melalui itu semua, penulis hanya tinggal menunggu bukunya tersebar di toko buku offline maupun online. Saranku, jika ingin menembus penerbit mayor, kenali buku-buku yang mereka terbitkan seperti apa, apakah naskahmu sesuai dengan yang mereka cari. Lalu, ikuti event atau kompetisi pencarian naskah yang mereka adakan. Salah satu cara mudah untuk menembus mayor menurutku adalah melalui kompetisi. 
 
Nah ini, kak. Ada nggak yang kakak selipin di karya kakak, pesan-pesan secara tersirat maupun tersurat untuk pembaca kakak mungkin? Atau mungkin untuk diri kakak sendiri 
 
Hmm, apa ya. Untuk teman-teman yang lagi berjuang menulis, semangat dan jangan menyerah. Untuk teman-teman yang suka baca buku, hindari membaca buku/ebook bajakan. Jika tidak ada uang lebih untuk membeli buku, lebih baik baca melalui platform gratis resmi seperti ipusnas atau meminjam ke perpustakaan atau teman. Pokoknya, hindari baca buku bajakan.

Oh yaa, kak, sebelum aku akhiri yaa. Boleh dong kasih tips dan triknya untuk teman-teman yang ingin menjadi seperti kak Lia?
 

Banyak baca buku dan terus menulis. Jangan mudah menyerah!

 

Bagaimana dengan obrolan aku bareng kak Lia Nurida? Buat kalian makin semangat nggak untuk jadi penulis seperti kak Lia? Boleh langsung dicoba tips dan triknya dari kak Lia yaaa.
 

Makasih banyak kak Lia, sudah bersedia aku ajakkin #NgobrolBareng di blog My Scrap Book. Sukses selalu untuk kak Lia yaaa. Aku masih menanti novel terbaru kak Lia, PO di toko buku online aku. Udah banyak waiting list nih, kak, di aku.

 

Untuk kenalan lebih lanjut dengan kak Lia, kalian bisa langsung kunjungi akun sosmed kak Lia yaaa

 

@lianurida | Lia Nurida

Be First to Post Comment !
Post a Comment

Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)

Custom Post Signature

Custom Post  Signature