Menghadapi Trauma dan Kesehatan Mental: Belajar dari 'It's Okay Not to Be Okay'

Selamat hari Sabtu!

Sabtu di minggu kedua bulan April, beberapa hari setelah lebaran. Sudah kemana saja nih kalian? By the way, buat yang mau kembali ke kota tempat kalian sekarang bekerja, belajar, hati-hati yaaa.

 

Beberapa waktu yang lalu, aku sempat menonton kembali sebuah drama korea dengan judul It's Okay Not to Be Okay. Kenapa tiba-tiba menonton kembali, karena aku tahu saat itu aku tidak baik-baik saja, dan seperti biasa, aku butuh media untuk bisa aku meluapkan emosi aku, baik itu marah, sedih, bahagia aku. Karena jujur saja, beberapa bulan terakhir ini, aku sulit untuk bisa meluapkan semua emosi aku, jadi berasa di badan itu capek banget. Jadi, aku memutuskan untuk menonton kembali drama koreanya Kim So Hyun sih. Walaupun tidak hanya drama korea It's Okay Not to Be Okay saja yang aku tonton, ada beberapa film, drama romantis, bahkan series kriminal aku tonton dengan harapan aku bisa meluapkan emosi yang ada di dalam diri aku, karena aku saat itu kehilangan kepercayaan sama orang, ketakutan apabila aku cerita akan diceritakan kemana-mana. Buat aku, cukup gitu, hal itu terjadi sama aku. 

 

Berbicara mengenai drama korea "It's Okay Not to Be Okay" telah menghadirkan tema yang menarik dan mendalam seputar trauma dan kesehatan mental. Melalui karakter-karakter yang kompleks dan cerita yang mengharukan, drama ini memberikan banyak pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi trauma, mengatasi masalah kesehatan mental, dan belajar menerima diri sendiri. 

When You Said, "It's Okay Not To Be Okay"

Almost a week or maybe more than a week, aku nggak nulis apapun di blog. Honestly, I'm exhausted. Benar-benar lelah, hingga menguras energi. Aku bukan tipe yang bisa cerita sama orang apa yang aku rasakan. Karena di alam bawah sadar aku, udah seperti nanti jangan-jangan cerita aku disebarin kemana-mana. Mungkin karena sudah pernah ada pengalaman sebelumnya yaaa. Jadi, lebih hati-hati aja sekarang.

Dimulai dari candaan, actually aku mengganggapnya doa sih. Tapi ternyata yang diajak becanda sedikit marah, ehm bukan hanya sedikit tapi marah banget. Menganggap aku playing victim karena bilang itu kan doa. Doa baik sih sebenarnya, tentang menikah. Tapi, mungkin beliau tidak berkenan, maafin aku yaaa, kakak.

Rahasia Kesehatan Mental: Mengatasi Stres dengan Yoga

Ada yang suka melakukan olahraga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari? Berlari, berjalan, yoga atau olahraga apapun itu? Seperti aku misalnya, berjalan di pagi hari seminggu sekali, itu pun akan terjadi kalau malasnya nggak kambuh sih. He he he.

 

Lalu apa hubungannya dengan stres? Stres adalah bagian alami dari kehidupan sehari-hari. Namun, ketika stres berlarut-larut dan tidak terkelola dengan baik, itu dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita. Salah satu cara efektif untuk mengatasi stres adalah melalui praktik yoga. 

Pentingnya Kesehatan Mental dalam Hubungan: Dukungan Pasangan yang Membantu

Kesehatan mental merupakan elemen kunci yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk dalam konteks hubungan. Dalam sebuah hubungan yang sehat, kesehatan mental menjadi pondasi yang tak ternilai harganya. 

Hubungan yang sehat dan bahagia bukan hanya tentang cinta dan kasih sayang, tetapi juga tentang kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik memungkinkan pasangan untuk berkomunikasi secara terbuka, menyelesaikan konflik dengan konstruktif, dan saling mendukung dalam melewati masa-masa sulit.

Dukungan pasangan memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dalam hubungan. Lalu apa saja sih yang bisa dilakukan untuk saling mendukung dalam menjaga kesehatan mental itu sendiri? Aku mencoba menuliskan beberapa pesan yang aku dapat ketika orang-orang di sekeliling aku bercerita dan membagikan pengalaman mereka, bukan hanya padaku namun juga pada teman-temanku. Yaa beginilah yaaa, definisi masih single dan dikelilingi oleh orang-orang yang sudah memiliki married story life masing-masing, jadi banyak insight, nasihat yang dibagikan.

Keseimbangan Mental dan Fisik Pentingkah?

Adakah disini yang merasakan cuaca panas di daerahnya? Aku termasuk merasakannya. Setelah mandi biasanya badan terasa segar, kali ini badan malah keringetan. Alhamdulillah, disyukuri. Yang penting sehat, itu yang diminta kan yaaa. Kalau di tempat kalian bagaimana, teman-teman?

 

Ada yang pernah dengar kalimat ini belum, men sana in corpore sano? Yang artinya sendiri adalah di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Bener banget, karena kesehatan fisik itu berpengaruh besar pada jiwa atau mental seseorang. Kalau kita sehat, kita juga akan merasa bahagia kan yaaa. 

Waspada! Tanda-tanda Toxic Friendship Ini Ada di Sekitar Kamu

Hola, teman-teman

 

Pernahkah ada yang merasa, hubungan pertemanan yang terlihat akrab dan baik-baik saja di permukaan, nyatanya tersimpan sebuah racun mematikan yang dapat membuat pertemanan itu menjadi tak baik-baik saja untuk mental masing-masing?

 

Atau pernahkah ada yang merasa, kalau memiliki teman yang sedikit itu lebih berkualitas dibandingkan memiliki teman yang banyak, bahkan sebaliknya mungkin? Karena menurut aku, sebuah pertemanan seharusnya memberikan dukungan dan kebahagiaan satu sama lain, walau terkadang dapat menjadi sumber stres dan ketidaknyamanan antara satu dan lainnya. Ternyata penting lho untuk dapat mengetahui, mengidentifikasi tanda-tanda pertemanan yang toxic agar supaya kesehatan mental dan emosional kita terjaga.

Baca juga Mondaytionship

Coretan Ewik | Cerita Dida

Pertahankan Mood Positif Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini

Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental serta kestabilan emosional merupakan sebuah aspek yang penting. Mood yang positif bukan hanya membawa dampak kebahagiaan, tetapi juga membawa dampak positif pada kesehatan fisik dan hubungan sosial. Akan tetapi, terkadang kebiasaan buruk dapat merusak mood dan menyebabkan stress, yang berakibat asam lambung menjadi naik, overthinking menghampiri diri, cemas berkepanjangan, ketakutan akan sesuatu hal yang belum jelas. 

Aaahhh, hal itu beneran deh membuat mood berantakan sepanjang hari. Modenya bisa senggol bacok. Padahal kan nggak perlu juga terjadi kan yaa?

Menjaga Kesehatan Mental Ala Aku

Hola teman-teman

Apa kabarnya? Sudah hari ke sembilan yaa di bulan Januari. Masih turun hujan, bagaimana di tempat kalian? Semoga semuanya aman dan kalian selalu diberi kesehatan yaaa.

Setelah hari sabtu dan ahad aku menghabiskan untuk beres-beres rumah, quality time bareng orang tua, membaca buku setelah sekian lama, menonton series dan film, akhirnya nemu juga ide buat menulis artikel di blog ini, eh bukan ide sih, judul lebih tepatnya. 

 

Terakhir aku nonton Korean drama tentang mental health, Daily Dose of Sunshine, ada yang pernah nonton? Paling suka sama karakter siapa?

Sebenarnya ada beberapa korean drama yang mengangkat isu mental health, begitu juga film atau series di Indonesia dan juga di luar negeri. Ada yang bisa menyebutkan salah satunya? 

What is ADHD?

 

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.

Aturlah Nafasmu agar Tidak Stress

Bekerja terlalu keras sering kali membuat Anda merasa tercekik dan tak bisa bernapas. Padahal, bernapas dengan baik sangat diperlukan untuk melancarkan sirkulasi dan peredaran darah dalam tubuh.

Dikutip dari Huffingtonpost, Senin (1/4/2013) berikut beberapa cara bernapas yang
dapat Anda lakukan untuk menghilangkan stres saat bekerja:

Narsis? Apa itu?

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders serta American Psychiatric Association menyebutkan beberapa gejala dan kriteria penyakit narsis, diantaranya :

1. Mementingkan diri sendiri, melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki, berharap dikenal sebagai orang unggul tanpa ada hasil atau pencapaian tertentu.

2. Terlalu bangga dengan fantasinya dan memiliki tujuan yang tidak realistik tentang keberhasilan yang tiada batas, kekuatan, kepintaran, kecantikan atau kisah cinta yang ideal.