Aku memandang
kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari
ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula
Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan
direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan.
Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan
masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan
pelik.
Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”
Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”