Kisah tentang seorang gadis dengan mimpinya yang ingin diwujudkannya bersama sang kekasih hati.
Cerita ini aku temuin di lepiku. Cerita yang aku buat saat aku masih kuliah. Dan sekarang aku publish untuk kalian, ga hanya di blog, tapi juga di wattpad. Semoga kalian suka yaa. Feel free to comment.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Sekelebat ingatan itu menghampiri Cheyvan saat dia sedang termenung di tengah tumpukan pekerjaannya yang menggunung.
"Dimana dia sekarang? Ingatkah dia akan permintaan kecilnya padaku dulu?" batin Cheyvan.
"Oke, sebentar lagi saya turun. Terima kasih yaa, Keira" jawab Cheyvan sembari tersenyum dan bersiap untuk turun ke ruang rapat disusul Keira yang tak berhenti tersenyum dan tertawa kecil.
"Oh, come on, Kei, don't laugh anymore. Stop it, please. Can you do that?" rajuk Cheyvan kepada Keira, sekretarisnya dan sepupunya.
"Kei ga ketawa kok, kak. Perasaan kakak aja. Emang Kei ga boleh gitu ketawa sama senyum? Kak Yvan aneh deh. Kei bilangin kak Alva lho tar" ancam Keira yang diikuti dengan muka masam Cheyvan.
Cerita ini aku temuin di lepiku. Cerita yang aku buat saat aku masih kuliah. Dan sekarang aku publish untuk kalian, ga hanya di blog, tapi juga di wattpad. Semoga kalian suka yaa. Feel free to comment.
--------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku ingin dilamar di tepi pantai saat sunset. Terus aku ingin nikah saat matahari terbit. Dan aku mau itu kamu yang ngelakuin permintaanku ini", pinta Reysha pada anak lelaki di sebelahnya, Cheyvan.
Sekelebat ingatan itu menghampiri Cheyvan saat dia sedang termenung di tengah tumpukan pekerjaannya yang menggunung.
"Dimana dia sekarang? Ingatkah dia akan permintaan kecilnya padaku dulu?" batin Cheyvan.
Tok..tok..
"Permisi, pak, saya mau mengingatkan, sebentar lagi Rapat bersama dengan Dreamy Corporation di lantai 7", Keira mengingatkan atasannya yang tampaknya sedang berpikir serius.
"Oke, sebentar lagi saya turun. Terima kasih yaa, Keira" jawab Cheyvan sembari tersenyum dan bersiap untuk turun ke ruang rapat disusul Keira yang tak berhenti tersenyum dan tertawa kecil.
"Oh, come on, Kei, don't laugh anymore. Stop it, please. Can you do that?" rajuk Cheyvan kepada Keira, sekretarisnya dan sepupunya.
"Kei ga ketawa kok, kak. Perasaan kakak aja. Emang Kei ga boleh gitu ketawa sama senyum? Kak Yvan aneh deh. Kei bilangin kak Alva lho tar" ancam Keira yang diikuti dengan muka masam Cheyvan.
--- 000 ---